Candi Songgoriti
Candi Supo atau yang lebih sering disebut Candi Songgoriti
terletak berdekatan dengan Taman Rekreasi Tirta Nirwana, Songgoriti.
Lebih tepatnya berada di dalam kompleks Pemandian Air Panas Alami (PAPA)
dan Hotel Songgoriti. Namun keberadaan candi ini tidak banyak diketahui
oleh para wisatawan dari luar Kota Batu sebab daya tarik utama di area
ini adalah Taman Rekreasi Songgoriti dan bukan Candi Songgoriti.
Candi ini ditemukan kali pertama oleh
seorang arkeolog Belanda bernama Van I Isseldijk tahun 1799 M, kemudian
pelaksanaan renovasinya dilakukan oleh arkeolog Belanda lainnya yaitu
Rigg tahun 1849 M dan Brumund pada tahun 1863 M. Tahun 1902 M, Knebel
melakukan inventarisasi situs Candi Songgoriti dan dilanjutkan dengan
renovasi besar-besaran tahun 1921 M. Renovasi terakhir dilaksanakan pada
tahun 1938.
Candi Supo adalah satu-satunya
peninggalan Mpu Sindok di Kota Batu. Beliau adalah raja pertama kerajaan
Medang periode Jawa Timur yang memerintah sekitar tahun 929-947.
Menurut sejarahnya; kisah Candi Songgoriti ini berawal dari keinginan
Mpu Sindok yang ingin membangun tempat peristirahatan bagi keluarga
kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Seorang
petinggi kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Mpu Sindok untuk membangun
tempat tersebut. Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan
suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata
Songgoriti. Atas persetujuan Raja, Mpu Supo mulai membangun kawasan
Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan berikut
sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.
Di tempat peristirahatan
tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti
semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering
digunakan mencuci keris-keris bertuah sebagai benda pusaka dari kerajaan
Sindok. Oleh karena sumber mata air ini sering digunakan untuk mencuci
benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural
(magic) yang maha dahsyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa
dingin dan sejuk berubah menjadi sumber air panas. Sumber air panas
itupun sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan Wisata
Songgoriti.
Candi Songgoriti terbuat dari batu
andesit dan pondasinya dari batu bata. Ukuran candi ini 14,50 meter x 10
meter dengan tinggi 2,5 meter, dibangun di atas sumber mata air panas.
Hampir seluruh wujud asli dari candi ini sudah hancur. Hiasan
patung-patung yang menghiasi badan candi pun sudah banyak yang tidak
berbentuk sehingga sulit untuk diidentifikasi. Namun meski dalam kondisi
seperti itu, bagaimanapun juga keberadaan candi tersebut sangatlah
berarti sebagai bukti tuanya usia peradaban di Kota Batu.
Candi Songgoriti juga menyimpan sebuah
keunikan yang mungkin tidak ditemukan di candi-candi lainnya yakni,
sumber mata air dingin yang disebut air Pasang Giri. Sumber mata air
dingin ini menyembul di tengah-tengah sumber mata air panas dengan
ukuran kolam hanya 75 cm x 75 cm. Sangat sulit untuk dipahami bahwa
bangunan candi yang dikelilingi sumber mata air panas, di
tengah-tengahnya menyembul sumber mata air dingin. Letak mata air dingin
persis di tengah-tengah bangunan candi bagian belakang. Namun tak
banyak wisatawan yang mengetahui keunikan tersebut.
Makam Mpu Supo
Tak jauh dari bangunan Candi Songgoriti
atau tepatnya sekitar 100 meter seberang jalan kanan Hotel Songgoriti,
berdiri bangunan rumah berornamen lawas dengan cat putih kombinasi
kuning biru. Tak banyak juga wisatawan tahu, kalau di dalam bangunan
rumah yang dibangun tahun 1962 itu, bersemayam ‘arwah’ moksa Mpu Supo
atau juga dikenal sebagai Mbah Pathok. Sampai sekarang rumah ini dikenal
sebagai Pesarean Mbah Pathok atau Mpu Supo.
Sumber: http://pesonamalangraya.com/?p=1324
Sumber: http://pesonamalangraya.com/?p=1324
0 comments:
Post a Comment