Thursday, August 2, 2012

Dapur Bambu Sudiro

Satu lagi “Hotspot” kuliner muncul di Kota Batu. Aneka makanan yang mengundang selera siap menantang siapa saja yang ingin berwisata kuliner di kota wisata ini. Pujasera  dengan nama “Dapur Bambu Sudiro” ini lokasinya mudah sekali ditemukan karena sangat dekat dengan Alun-alun Kota Batu, tepatnya di Jalan Sudiro 3, di sebelah barat daya alun-alun. Pujasera dengan panjang 55 meter dan lebar kurang lebih 8 meter ini sangat sesak pengunjung di akhir minggu dan juga di hari-hari biasa. Suasana santai dan nyaman yang terpancar dari pujasera ini, membuat siapa saja tergoda dan tanpa ragu-ragu untuk masuk ke area tersebut.

Stan di Dapur Bambu Sudiro keseluruhan jumlahnya 25  lokal. Masing-masing stan menyajikan jenis makanan yang berbeda satu sama lain sehingga pengunjung mempunyai banyak pilihan menu makanan. Seperti halnya di pujasera-pujasera lainnya, khusus untuk minuman didominasi oleh satu stan yang biasanya adalah stan milik “tuan rumah.”


Aneka jenis makanan khas Jawa Timur tersedia di tempat ini seperti, Rawon, Tahu Campur, Ketan Kicir, Lalapan Ayam Goreng, Bebek Goreng, Ikan, Sego Empok, Tahu Lontong, Tahu Telor, Lontong Kikil, Bakso, Soto Ayam, Soto Daging, Bakmi Goreng, dan Nasi Goreng. Ada juga makanan-makanan Chinese Food seperti Pangsit Mie, Fuyung Hai, Cap Jay, Koloke; dan ada juga yang menyajikan makanan-makanan khas daerah Bandung seperti Siomay Bandung.


Untuk menu minuman, anda tidak usah khawatir, karena aneka minuman mulai dari jus buah sampai kopi panas bisa anda dapatkan di sini. Stan-stan tersebut masing-masing berukuran 2,5 meter; ditata berjajar mulai dari pintu masuk hingga bagian paling belakang. Harga makanan dan minuman yang berkisar antara Rp 2000,- s.d. Rp 18.000,- tentu bukanlah harga yang terlalu mahal untuk pujasera seperti ini.


Suasana pujasera yang cukup terang dari cahaya lampu-lampu neon yang digantungkan pada pilar-pilar dari bambu  penyangga atap dari bangunan pujasera ini, menjadikan tempat ini sangat cocok untuk keluarga yang ingin mengajak anak-anak mereka untuk makan bersama. Sekilas mata memandang, dominasi pilar-pilar bambu berwarna coklat dengan diameter cukup besar sangat menyita perhatian. Mungkin karena itulah maka tempat ini disebut dengan Dapur Bambu Sudiro.


Di pujasera ini, sekarang juga telah dilengkapi dengan warnet. Ada 14 unit komputer yang siap melayani kebutuhan anda mencari informasi, E-mail, dan tentu saja, jejaring sosial. Warnet ini buka 24 jam. Menurut Mas Andy, pengelola pujasera ini, dalam waktu dekat di tempat ini juga akan juga akan didatangkan kelompok pemusik yang siap menghibur pengunjung di hari-hari tertentu, dan juga akan dibuka stan-stan makanan ringan seperti jagung bakar dan roti bakar yang siap buka mulai dari tengah malam sampai pagi hari, sehingga bagi mereka yang gemar begadang sambil ngobrol, nantinya pujasera ini akan menjadi salah satu tempat alternatif untuk melewatkan malam bersama dengan orang-orang terdekat.


Saat kami berkunjung ke tempat ini, tuan rumah menghidangkan pada kami sebuah masakan bernama “Orak-arik Udang,” rasanya begitu kaya, ada pedasnya, gurih, dan juga manis, sangat cocok dinikmati dengan sepiring nasi putih.


Akhir kata, tidak ada gunanya kami bercerita banyak kalau anda tidak datang dan membuktikannya sendiri. Selamat berwisata kuliner.

2 comments:

Toko Kuliner said...

Sayang tempatnya agak sempit ya, jadi pas rame tamu makan jadi gak nyaman. Saya lebih suka pas pasar senggol masih di gelas di tengah jalan.

Sunday, August 05, 2012
pesonamalangraya said...

Memang pas pengunjung lagi ramai-ramainya, tempat ini terasa sempit. Sejak kaki lima dilarang berjualan di jalan, banyak sekali bermunculan tempat-tempat kuliner baru di Kota Batu. Mereka membuka warung-warung tenda agak jauh dari alun-alun. Biasanya memanfaatkan lahan kosong di tepi-tepi jalan besar, asalkan tenda mereka tidak melebar masuk jalan utama tidak masalah. Larangan tersebut justru memunculkan ide-ide kreatif dari para pedagang dan mereka yang melihat hal itu sebagai peluang. Seperti Dapoer Sudiro yang anda kunjungi, tempat tersebut ada sejak ada larangan. Hal ini juga terjadi di tempat-tempat kuliner lain di Batu. Jadi tidak selamanya sebuah larangan berdampak buruk.

Terima kasih atas kunjungan anda ke website kami. Semoga kedepannya kita bisa bekerjasama untuk kemajuan kita bersama.
Salam.

Monday, August 06, 2012

Post a Comment