Museum Bentoel
Museum ini sehari-hari tampak tertutup
dan begitu lengang. Tidak terlihat aktifitas apapun kecuali satpam yang
berjaga di pos. Kesan yang tertangkap adalah museum ini memang tidak
diperuntukkan untuk umum. Namun di balik ketertutupannya, sebenarnya
museum yang terletak di Jl.Wiromargo 32 ini terbuka bagi siapa saja yang
ingin mengunjungi dan melihat-lihat bagian demi bagian di dalamnya.
Tim kami saat mendatangi museum ini
sempat ragu-ragu, namun akhirnya kami memberanikan untuk bertanya kepada
petugas jaga waktu itu yaitu Bapak Ainul Yakin. Bapak Ainul ini pula
yang akhirnya mengantar kami untuk melihat-lihat bagian demi begian
museum ini. Dengan pengetahuan yang dimilikinya, Bapak Ainul berusaha
menjelaskan pada kami tentang detail-detail yang dipamerkan di dalam
museum seperti replika mesin pembuat rokok, bagian ruang demi ruang, dan
pernik-pernik kecil lainnya.
Museum dengan lebar kurang lebih 12
meter dan panjang 16 meter ini, memang tidak begitu besar. Namun begitu
anda memasuki ruang demi ruang dalam museum tersebut, akan terasa aura
sejarah dan perjalanan panjang sang pemilik rokok Bentoel mulai dari
titik nol sampai menjadi perusahaan rokok raksasa. Di museum inilah
semua catatan sejarah perusahaan rokok Bentoel dapat kita gali dan
resapi.
Bangunan museum ini sebenarnya adalah
replika dari rumah lama yang pernah berdiri di tempat tersebut. Di teras
rumah terdapat kursi tamu yang diletakkan di kiri dan kanan pintu
masuk, nama sang pemilik rumah yaitu Ong Hok Liong terpampang di sisi
kanan pintu tepat di bawah gambar ubi bentoel/talas yang menjadi lambang
PT Bentoel Prima. Akhir tahun 1970 rumah bersejarah milik Ong Hok Liong
pernah dibongkar oleh direksi PT Bentoel untuk dijadikan bangunan
kantor bertingkat, namun rencana tersebut dibatalkan dan rumah lama
tersebut dijadikan museum seperti saat ini.
Patung perunggu Ong Hok Liong dapat kita
lihat saat melangkah ke dalam rumah. Di ruangan bagian depan ini juga
terdapat beragam foto dan silsilah keluarga, filosofi serta alkisah
pemilihan nama Bentoel.
Ong Hok Liong lahir di Karang
Pacar-Bojonegoro Jawa Timur 12 Agustus 1893 dan meninggal karena sakit
lever kronis pada 26 April 1967. Cikal bakal PT. Bentoel berawal dari
bisnis rumahan Hok Liong pada 1930 bersama tetangganya Tjoa Sioe Bian
dengan Strootjes-fabriek Ong Hok Liong, kemudian berubah nama menjadi
Hien Ang Kongsie.
Nama bentoel digunakan dari hasil tirakat Hok Liong
saat mengunjungi makam Mbah Djunggo di Gunung Kawi. Saat itu Hok Liong
bermimpi bertemu dengan seorang penjual bentoel atau talas. Sekembali
dari tirakat Hok Liong mengubah semua kemasan rokok yang dulu bernama
Djeruk Manis menjadi Bentoel.
Tahun 2009 PT Bentoel diakuisisi oleh
perusahaan rokok terbesar kedua di dunia British American Tobacco (BAT)
International. Pada awal tahun 2010, Bentoel Group bergabung dengan PT
BAT Indonesia.
“Jadi orang harus mau melarat dulu,
jangan lantas mau kaya saja.” Itulah nasehat Hok Liong yang sering
diucapkannya. Hok Liong seorang pekerja keras. Dia bekerja mulai subuh
sebelum karyawannya datang. Usai jam kerja hingga larut malam, ia pun
masih sibuk mengatur saus dan rajangan tembakau untuk dikerjakan besok.
Sambil bekerja ia tak putus-putusnya merokok, hingga di akhir masa
hidupnya, ia tak mampu lagi untuk merokok. Tenggorokannya sakit tiap
kali ia menghisap rokok. Lalu pada tanggal 26 April 1967, Ong Hok Liong
meninggal akibat sakit lever kronis. Saat menutup mata di rumah Jl.Ijen
24 Malang, ia ditunggui istrinya Liem Kiem Kwie Nio, putri sulungnya
Mariani Samsi, dan pembantu yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri
bernama Martiyah.
Kesuksesan Hok Liong tidak ia dapatkan
dengan mudah. Pada 1956 Hok Liong membeli pabrik rokok Orong-orong milik
Liem Ting Tjoan di Blitar yang membuatnya sering bolak-balik juga ke
Blitar untuk mengurusi bisnis rokoknya. Bentuk dan tata letak ruang
kerja serta ruang tidur Hok Liong di rumah Blitar ditampilkan di dua
ruangan yang ada di sisi kanan rumah. Perabotan yang ada merupakan
perabotan asli yang dulu digunakan oleh Hok Liong.
Seperti sebuah kulkas General Electric
buatan Amerika yang dipajang di sisi tempat tidur kayu dalam kamar
Blitar. Dua kamar di sisi kiri masing-masing menampilkan kisah saus
racikan Hok Liong yang memiliki cita rasa tersendiri sebagai pembeda
rokok Bentoel dengan rokok lainnya serta perkembangan usaha Bentoel
hingga pembuatan rokok kretek putih. Di lemari kaca di ruang belakang
juga dipajang berbagai koleksi rokok yang diproduksi Bentoel dari zaman
dahulu.
Jika dilihat secara keseluruhan, museum
ini lebih merupakan catatan perjuangan dan contoh kegigihan dari seorang
figur seperti Ong Hok Liong, serta contoh bagi siapa saja yang ingin
memiliki sebuah perusahaan sendiri.
Baca juga:
- Sejarah Bentoel
- Pusat Fokus Rumah Wiromargo
- Bentoel yang Membawa Rejeki
- Awal Suatu Perusahaan Keluarga
- Pabrik dengan Selusin Buruh
- Perkembangan Cara Produksi Bentoel
- Citarasa Indonesia
- Diversifikasi Usaha Bentoel
***
Источник: http://pesonamalangraya.com/?p=1440
Источник: http://pesonamalangraya.com/?p=1440
0 comments:
Post a Comment