Dapur Bambu Sudiro
Satu lagi “Hotspot” kuliner muncul di Kota Batu. Aneka makanan yang mengundang selera siap menantang siapa saja yang ingin berwisata kuliner di kota wisata ini. Pujasera dengan nama “Dapur Bambu Sudiro” ini lokasinya mudah sekali ditemukan karena sangat dekat dengan Alun-alun
Kota Batu, tepatnya di Jalan Sudiro 3, di sebelah barat daya alun-alun.
Pujasera dengan panjang 55 meter dan lebar kurang lebih 8 meter ini
sangat sesak pengunjung di akhir minggu dan juga di hari-hari biasa.
Suasana santai dan nyaman yang terpancar dari pujasera ini, membuat
siapa saja tergoda dan tanpa ragu-ragu untuk masuk ke area tersebut.
Stan di Dapur Bambu Sudiro
keseluruhan jumlahnya 25 lokal. Masing-masing stan menyajikan jenis
makanan yang berbeda satu sama lain sehingga pengunjung mempunyai banyak
pilihan menu makanan. Seperti halnya di pujasera-pujasera lainnya,
khusus untuk minuman didominasi oleh satu stan yang biasanya adalah stan
milik “tuan rumah.”
Aneka jenis makanan khas Jawa Timur
tersedia di tempat ini seperti, Rawon, Tahu Campur, Ketan Kicir, Lalapan
Ayam Goreng, Bebek Goreng, Ikan, Sego Empok, Tahu Lontong, Tahu Telor,
Lontong Kikil, Bakso, Soto Ayam, Soto Daging, Bakmi Goreng, dan Nasi
Goreng. Ada juga makanan-makanan Chinese Food seperti Pangsit
Mie, Fuyung Hai, Cap Jay, Koloke; dan ada juga yang menyajikan
makanan-makanan khas daerah Bandung seperti Siomay Bandung.
Untuk menu minuman, anda tidak usah
khawatir, karena aneka minuman mulai dari jus buah sampai kopi panas
bisa anda dapatkan di sini. Stan-stan tersebut masing-masing berukuran
2,5 meter; ditata berjajar mulai dari pintu masuk hingga bagian paling
belakang. Harga makanan dan minuman yang berkisar antara Rp 2000,- s.d.
Rp 18.000,- tentu bukanlah harga yang terlalu mahal untuk pujasera
seperti ini.
Suasana pujasera yang cukup terang dari
cahaya lampu-lampu neon yang digantungkan pada pilar-pilar dari bambu
penyangga atap dari bangunan pujasera ini, menjadikan tempat ini sangat
cocok untuk keluarga yang ingin mengajak anak-anak mereka untuk makan
bersama. Sekilas mata memandang, dominasi pilar-pilar bambu berwarna
coklat dengan diameter cukup besar sangat menyita perhatian. Mungkin
karena itulah maka tempat ini disebut dengan Dapur Bambu Sudiro.
Di pujasera ini, sekarang juga telah dilengkapi dengan warnet. Ada 14 unit
komputer yang siap melayani kebutuhan anda mencari informasi, E-mail,
dan tentu saja, jejaring sosial. Warnet ini buka 24 jam. Menurut Mas
Andy, pengelola pujasera ini, dalam waktu dekat di tempat ini juga akan
juga akan didatangkan kelompok pemusik yang siap menghibur pengunjung di
hari-hari tertentu, dan juga akan dibuka stan-stan makanan ringan
seperti jagung bakar dan roti bakar yang siap buka mulai dari tengah
malam sampai pagi hari, sehingga bagi mereka yang gemar begadang sambil
ngobrol, nantinya pujasera ini akan menjadi salah satu tempat alternatif
untuk melewatkan malam bersama dengan orang-orang terdekat.
Saat kami berkunjung ke tempat ini, tuan rumah menghidangkan pada kami sebuah masakan bernama “Orak-arik Udang,” rasanya begitu kaya, ada pedasnya, gurih, dan juga manis, sangat cocok dinikmati dengan sepiring nasi putih.
Akhir kata, tidak ada gunanya kami
bercerita banyak kalau anda tidak datang dan membuktikannya sendiri.
Selamat berwisata kuliner.
Источник: http://pesonamalangraya.com/?p=1400
2 comments:
Sayang tempatnya agak sempit ya, jadi pas rame tamu makan jadi gak nyaman. Saya lebih suka pas pasar senggol masih di gelas di tengah jalan.
Sunday, August 05, 2012Memang pas pengunjung lagi ramai-ramainya, tempat ini terasa sempit. Sejak kaki lima dilarang berjualan di jalan, banyak sekali bermunculan tempat-tempat kuliner baru di Kota Batu. Mereka membuka warung-warung tenda agak jauh dari alun-alun. Biasanya memanfaatkan lahan kosong di tepi-tepi jalan besar, asalkan tenda mereka tidak melebar masuk jalan utama tidak masalah. Larangan tersebut justru memunculkan ide-ide kreatif dari para pedagang dan mereka yang melihat hal itu sebagai peluang. Seperti Dapoer Sudiro yang anda kunjungi, tempat tersebut ada sejak ada larangan. Hal ini juga terjadi di tempat-tempat kuliner lain di Batu. Jadi tidak selamanya sebuah larangan berdampak buruk.
Monday, August 06, 2012Terima kasih atas kunjungan anda ke website kami. Semoga kedepannya kita bisa bekerjasama untuk kemajuan kita bersama.
Salam.
Post a Comment