Ditemukan Arca Abad ke-10 di Malang
TEMPO.CO, Malang --Sebuah
arca berbentuk "singa bersemedi" ditemukan di pelataran rumah warga di
Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Malang, Jumat, 27 Juli 2012.
Arca diperkirakan dibuat sekitar abad ke-10 atau tahun 941 saka.
"Kondisinya utuh," kata koordinator penjaga candi, Hariyoto.
Hariyoto
menuturkan warga melaporkan penemuan arca tersebut pekan lalu ketika
pemilik lahan menggali fondasi untuk pembangunan rumahnya. Sebanyak tiga
arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan
Mojokerto tengah mengindentifikasi temuan arca tersebut.
Tujuannya, untuk mengindentifikasi kondisi arca yang merupakan peninggalan purbakala yang harus dilestarikan. Hasilnya akan digunakan untuk melakukan ekskavasi atau pemugaran. Mereka memotret dan mengukur arca setinggi 120 sentimeter. Arca dalam kondisi miring, berbentuk singa yang bersemedi dengan posisi tangan bersedekap.
Rencananya arca akan dipindah ke museum Empu Purwo yang dikelola Dinas Periwisata Kota Malang. Arca tersebut diperirakan biasa terpasang di pintu gerbang perkampungan penduduk kuno. Namun ia tak menjelaskan secara detail fungsi arca yang diperkirakan dibuat pada masa Kerajaan Gajayana itu.
Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, juga menyebutkan bahwa lokasi penemuan arca merupakan pusat Kerajaan Kanjuruhan yang berdiri secara otonom. Di sejumlah tempat ditemukan berbagai lambang pemujaan seperti altar Hindu-Buddha.
"Jejak Kerajaan Kanjuruhan banyak terkubur di bawah gedung perumahan dan pusat pembelanjaan," katanya. Untuk itu, ia berharap upaya ekskavasi atau pemugaran arca akan membantu menyelamatkan peninggalan purbakala yang tersisa.
Tujuannya, untuk mengindentifikasi kondisi arca yang merupakan peninggalan purbakala yang harus dilestarikan. Hasilnya akan digunakan untuk melakukan ekskavasi atau pemugaran. Mereka memotret dan mengukur arca setinggi 120 sentimeter. Arca dalam kondisi miring, berbentuk singa yang bersemedi dengan posisi tangan bersedekap.
Rencananya arca akan dipindah ke museum Empu Purwo yang dikelola Dinas Periwisata Kota Malang. Arca tersebut diperirakan biasa terpasang di pintu gerbang perkampungan penduduk kuno. Namun ia tak menjelaskan secara detail fungsi arca yang diperkirakan dibuat pada masa Kerajaan Gajayana itu.
Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, juga menyebutkan bahwa lokasi penemuan arca merupakan pusat Kerajaan Kanjuruhan yang berdiri secara otonom. Di sejumlah tempat ditemukan berbagai lambang pemujaan seperti altar Hindu-Buddha.
"Jejak Kerajaan Kanjuruhan banyak terkubur di bawah gedung perumahan dan pusat pembelanjaan," katanya. Untuk itu, ia berharap upaya ekskavasi atau pemugaran arca akan membantu menyelamatkan peninggalan purbakala yang tersisa.
EKO WIDIANTO
0 comments:
Post a Comment